Peneliti China berhasil menemukan hubungan e-waste, barang elektronik tua, dengan penyakit prekursor hingga kardiovaskular, DNA rusak serta kanker.
Dalam hasil studi yang diterbitkan di jurnal Environmental Research Letters, peneliti mengambil sampel udara di salah satu area e-waste terbesar China. Kemudian, para peneliti memeriksa dampaknya pada sel paru-paru manusia.
Hasil studi menunjukkan, tiap tahun ada 20 juta ton e-waste, termasuk komputer, TV, printer, dan ponsel, dihasilkan dan diekspor ke China. Peneliti mengambil sampel udara di Taizhou, provinsi Zhejiang.
Taizhou sendiri merupakan tempat lebih dari 60 ribu orang terlibat pembongkaran lebih dari dua juta ton e-waste untuk didaur ulang tiap tahunnya. Dalam proses daur e-waste, polutan seperti polutan organik dan besi berat dilepaskan ke udara.
Alhasil, saat manusia bernapas, polutan itu bisa dengan mudah terakumulasi dalam tubuh manusia. Hasil uji mengungkap, respon inflamasi dan tekanan oksidatif sel paru-paru pun meningkat.
“Kedua respon tersebut menyebabkan kerusakan DNA, bahkan kanker,” ungkap penulis studi Fangxing Yang dari Zhejiang University. Tentunya, respon inflamasi dan tekanan oksidatif juga terkait penyakit lain, termasuk penyakit kardiovaskular.
Dari hasil ini, “Jelas, pembongkaran e-waste harus dilarang karena dampaknya berbahaya pada kesehatan manusia. Selain itu, pekerja lapangan harus diberi perlindungan yang memadai,” ujarnya.